MAKASSAR, SULSELPASTI.COM — Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan alokasi pupuk subsidi tahun 2023. Secara nasional, kuotanya sebesar 9.013 juta ton. Dari jumlah tersebut, yang masuk dalam e-kuota sebanyak 7.856 juta ton.
Sulsel sendiri kebagian sebanyak 766.953 ton. Dari jumlah itu ada 686.714 ton yang e-kuota.
Wiyanto, Vice President Pengendalian Operasi Pemasaran Wilayah Timur, PT. Pupuk Indonesia (Persero) menjelaskan, pihaknya sudah mulai menyalurkan pupuk bersubsi. Kendati demikian, pupuk yang disalurkan berdasarkan ketentuan Kementerian Pertanian.
“Kami istilahnya hanya sebagai kurir. Kuota dan ketentuan lainnya, semua berdasarkan ketentuan Kementerian Pertanian,” jelas Wiyanto saat ditemui di kantornya, Selasa, 24 Januari lalu.
Pupuk Indonesia, juga mengimbau kepada para petani agar mengecek kuota atau jatah pupuk subsidi mereka. Tahun ini, penyaluran akan disalurkan langsung kepada masing-masing petani yang tercatat dalam kelompok tani.
“Bisa dicek di T-Pubers. Berapa kuota dan berapa sisanya itu ter-update pada aplikasi tersebut,” jelasnya.
Menurut Wiyanto, Pupuk Indonesia punya tugas untuk memastikan penyaluran pupuk sampai ke kios yang telah ditunjuk Kementan. Pengawasan selanjutnya bergantung pada masing-masing kabupaten/kota, terutama Dinas Pertanian.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi agar sampai kepada petani tanpa ada kekurangan.
“Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros di sana dan di sini. Tolong jaga dengan baik,” katanya saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, Jawa Barat, Kamis, 19 Januari lalu.
Syahrul menyebut pertanian global saat ini menghadapi kondisi pelik dengan harga pupuk yang melonjak sebagai imbas dari konflik Rusia-Ukraina. Sebelum masa pandemi, harga urea tertinggi terjadi pada 24 Juni 2019 sebesar Rp4.123 per kilogram. Sesaat setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi kenaikan sebesar 242 persen pada 25 Maret 2022 dan sampai saat ini kenaikan masih berlanjut.
“Dengan kondisi ketersediaan pupuk saat ini, maka kita harus menerapkan prinsip bahwa pupuk harus bisa cepat dibagi, cermat dalam membagi, dan akurat,” pinta Syahrul. (*)
Comment