Tekan Angka Stunting Lewat Pencegahan Pernikahan Dini

MAROS, SULSELPASTI.COM — Pernikahan dini ditengarai menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting pada anak.

Olehnya itu melalui pencegahan pernikahan dini diharapkan bisa dilakukan. Sehingga angka stunting di Maros mengalami penurunan.

Hal itu diungkapkan Bupati Maros, AS Chaidir Syam saat berkunjung ke Puskesmas Bontoa, Kamis, 9 Maret.

Diakuinya pihaknya merangkul KUA, Camat, Lurah dan Kepala Desa untuk melakukan penyuluhan, edukasi dan sosialisasi terhadap pencegahan pernikahan dini pada anak.

“Tadi memang sempat disinggung, salah satu pencetus stunting adalah pernikahan dini. Inilah yang kami sedang upayakan, untuk pencegahan pernikahan dini. Biar nantinya anak-anak yang terlahir lebih sehat dab gizinya bisa terpenuhi,” jelasnya mantan Ketua DPRD Maros ini.

Menurutnya stunting merupakan pekerjaan bersama, olehnya itu pihaknya melibatkan seluruh masyarakat dan unsur forkopimda dalam pencegahan stunting.

Peranan pemerintah dan petugas puskesmas adalah mencegah kelahiran anak stunting. Salah satunya adalah melakukan pendampingan terhadap ibu hamil.

Khusus untuk Kecamatan Bontoa, kata dia, ada empat desa yang menjadi lokus stunting.

“Hari ini kita memberikan makanan tambahan sekaligus memberikan edukasi terhadap orang tua yang anaknya stunting. Kita memberikan makanan terbaik yang tinggi protein untuk perbaikan gizinya,” jelasnya.

Penanganan stunting ini kata dia sebenarnya bisa ditangani dalam jangka waktu enam bulan.

“Asalkan anak itu diberikan penanganan yang baik. Pemberian gizi berimbang maka masalah stunting itu akan cepat diatasi dalam waktu enam bulan. Makanya kita butuh tenaga kesehatan lebih memberikan perhatian kepada anak stunting,” ungkapnya.

Sementara itu Camat Bontoa, Muliady mengakui kalau kasus stunting di Kecamatan Bontoa masih cukup tinggi.

Bahkan tercatat hingga saat ini masih ada sekitar 460 anak stunting yang tersebar di delapan desa dan kelurahan di Kecamatan Bontoa.

Pihaknya pun bersama petugas Puskesmas Bontoa terus memperbaiki gizi anak stunting untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. (*)

Comment