MAKASSAR, SULSELPASTI.COM — Kanker payudara menjadi salah satu momok penyakit ganas di Indonesia. Data terbaru, penyakit ini meningkat mencapai 16,6 % dari total kasus baru kanker di Indonesia.
Sebagai bentuk kepedulian, Primaya Hospital Makassar memberikan edukasi. Baik bagi penderita kanker payudara, maupun para perempuan umum di Makassar.
Kepedulian tersebut diwujudkan lewat kegiatan bertajuk Primaya Talk dengan mengusung tema “Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Payudara Terkini”. Acara tersebut dihadiri seratusan lebih peserta di Auditorium Primaya, lantai 9, Sabtu, 4 Februari 2023.
Direktur Primaya Hospital Makassar, dr. Merry Monica, MARS, FISQua menyampaikan, melalui Primaya Talk ini, dikumpulkan para perempuan terutama penderita kanker payudara untuk berbagi bersama Dokter Spesialis Bedah Onkologi. Selain itu dilakukan edukasi cara melakukan deteksi dini kanker payudara, juga untuk menyosialisasikan pengobatan terbaru.
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka World Cancer Day dan bertujuan agar penderita kanker payudara bisa mendapatkan sharing knowledge dari Dokter Spesialis Bedah Onkologi guna meningkatkan pemahaman tentang pengobatan kanker payudara dan sharing pengalaman dari cancer survivor dalam menjalani kehidupan yang berkualitas,” jelas dr Merry.
Ia melanjutkan, Primaya Hospital memiliki fasilitas dan tim medis yang lengkap untuk penanganan kanker. Tidak hanya kanker payudara, tetapi juga kanker lainnya.
Pemateri Primaya Talk, dr. Salman Ardi Syamsu, Sp. B.(K) Onk. banyak menjelaskan terkait deteksi dini kanker payudara. Menurutnya, penyebab utama penyakit tersebut belum diketahui pasti.
“Makanya butuh deteksi dini melalui medical check up, sehingga jika terdeteksi bisa ditangani secara dini pula sebelum makin parah,” kata dr Salman.
Ia mengajak kepada seluruh peserta yang hadir tidak abai pada penyakit kanker payudara. Jika sudah parah baru ketahuan, pengobatan tentu tidak mudah.
Selain dr. Salman, hadir juga berbagi inspirasi dan motivasi sebagai pembicara yakni Ketua Umum Think Survive Makassar, Nasiva Zoubair. (*)
Comment