MAKASSAR, SULSELPASTI.COM — Deputi Politik dan Ekonomi di Konsulat Jenderal Amerika Serikat Clint Shoemake merasa kagum dengan program Lorong Wisata Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Apalagi, di masing-masing Lorong Wisata, masyarakat selalu berinovasi dan menghasilkan produk UMKM sehingga menunjang kehidupan warga.
Clint mengunjungi salah satu lorong yakni Lorong Wisata Haderslev, Jl Somba Opu, Kelurahan Maloku, Kecamatan Ujung Pandang. Di sana, ia disuguhi produk UMKM asli Lorong Wisata Haderslev yakni Es Krim dan Kripik yang terbuat dari sayur Pakcoy.
“Hm, good. Very cool (ya, rasanya enak),” kata Clint dengan ekspresi kejut saat mencoba Es Krim Pakcoy buatan ibu-ibu Lorong Wisata Haderslev, Rabu, (18/01/2023).
Tak hanya es krim, bersama OPD Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kominfo Makassar dan aparat kecamatan dan kelurahan, Clint juga diberi makan Kripak atau Kripik Pakcoy. “Very good, crunchy (Ini enak, gurih),” ucapnya.
Lantaran dirinya juga mengungkapkan baru pertama kali makan es krim dari sayur Pakcoy. Di lorong wisata, dirinya juga menyapa masyarakat setempat pula melihat budidaya ikan Koi di situ dan Lobster.
Selain itu, dirinya juga takjub terhadap digitalisasi di lorong-lorong dengan adanya scan profil lorong guna memperoleh informasi detail Seperti kuliner, budidaya Padi, budidaya ikan Koi, budidaya Cabai, budidaya Tomat, budidaya sayuran, budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih.
Di samping, dengan banyaknya hiasan di lorong, kata dia, memantik pengunjung untuk berfoto-foto di situ.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan lorong wisata merupakan serial program untuk lorong-lorong di Makassar, dari awalnya Lorong Garden yang berhasil membuat masyarakat itu punya harapan untuk memperbaiki kehidupannya.
“Seri terakhir ini adalah Lorong Wisata. Ini menjawab persoalan Food Security atau Keamanan Pangan, Ekonomi, Sosial, Smart City dan konten lainnya yang ditotal menjadi 18 konten. Jadi ada inovasi food security, sirkulasi ekonomi masyarakat, lebih dari itu membuat masyarakat kompak,” ungkap Danny.
Hal yang paling menarik dari lorong wisata ini ialah semua unsur terlibat bahkan setiap lorong itu dibuat dewan lorong yang terdiri atas orang tua, perempuan dan millenials. Masing-masing lorong, kata orang nomor satu Makassar ini, mendesain lorongnya sendiri, seperti drainasenya, melukis dan mengkreativitaskan lorongnya.
Sementara itu, Lurah Maloku Aidir Perdana mengatakan perkembangan UMKM di lorong wisatanya sudah sangat baik. Sektor ekonomi masyarakat itu ada sejak adanya program lorong wisata dan makin bagus hingga kini.
Aidir mengatakan, ide untuk mengolah es krim itu sendiri dimulai pada November tahun lalu. Pihaknya mengaku memang memotivasi warga untuk mengolah hasil kebun menjadi produk yang unik dan punya nilai jual. “Dari situ agar ada perputaran ekonomi di masyarakat khususnya di dalam lorong wisata ini,” akunya.
Kemudian selain itu, dia menambahkan, produk itu mesti totalitas, seperti punya rasa yang enak sehingga disukai semua orang. “Kebetulan yang memverifikasi rasanya layak apa tidak itu kebetulan saya sendiri karena setiap produk yang dibuat di sini wajib kami verifikasi rasanya agar tidak mengecewakan orang yang berkunjung ke lorong wisata ini,” ujarnya.
Sama halnya dengan Kripak. “Mengapa namanya Kripak? Karena harapan kami Kripak ini bisa menjadi jajanan khas tradisional Makassar sehingga sudah kita persiapkan memang namanya yang dapat menjadi karakter branding ikonik dan memiliki ciri khas,” jelasnya.
Ditambah lagi, ketika anak-anak masyarakat setempat kurang suka makan sayur maka inovasi menjadi es krim merupakan hal yang menarik. Selanjutnya, pihaknya bakal melakukan standarisasi dan izin terhadap produk agar layak dijual. (*)
Comment